CALL CENTER 24 JAM : +62 821 400 78097

Wali Pitu Bali

Wali Pitu Bali – Salah satu tujuan pariwisata di Bali yang banyak diminati oleh wisatawan muslim yang sedang datang untuk liburan di Bali ialah Paket Ziarah Wali Pitu Bali. Paket perjalanan wisata rohani atau wisata religi ini banyak dicari oleh kalangan pengajian, pesantren maupun individual yang ingin napak tilas wali pitu di Bali.

Atas keberadaan para penyebar agama islam ini pada jaman dahulu membuat Pulau Bali banyak memiliki penganut Agama Islam. Dan walaupun para pemuka agama tersebut sudah tiada, namun keberadaan makam keramat bliau juga sangat sering di kunjungi oleh para wisatawan yang datang.

Wali Pitu Bali

Tercatat ada 7 buah makam keramat yang sering di kunjungi oleh para wisatawan yang datang ke Bali. Untuk itu kami merangkum halaman Wali Pitu Bali ini sebagai bahan refrensi anda saat akan mengunjungi makam keramat di Bali ini.

Menurut pustaka lainnya, juga terdapat salah satu makam lainnya yang sering di kunjungi oleh para jamaah rohani, ialah makam Siti Khadijah putri dari Raja Cokorde Pemecutan III yang masuk agama Islam setelah menikah dengan Prabu Cakraningrat IV yang berasal dari Bangkalan Madura. Terlbih lagi lokasi makam ini berada di kawasan Kota Denpasar, jadi sembali checkin di hotel tempat menginap, banyak wisatawan yang mampir ke lokasi ini.

Keberadaan makam-makam ini juga banyak berada di sekitar pemukiman masyarakat Hindu, bahkan perkembangan Agama Islam di Bali ini juga di hormati oleh warga Hindu sekitarnya. Serta banyak makam-makam yang di jaga oleh masyarakat Hindu sehingga toleransi di Bali sangat terjaga.

Sejarah dan Lokasi Makam Keramat

Habib Ali bin Umar Bafaqih

Bliau adalah seorang wali yang selama hidupnya banyak menyebarkan Agama Islam di kawasan Kabupaten Jembrana. Bliau merupakan tokok Islam yang berasal dari Kota Banyuwangi yang datang ke Pulau Bali pada tahun 1917. Bliau mendapatkan pendidikan agama islam dari Mekah tahun 1935 dan wafat di usia 107 Tahun pada tahun 1997. Bliau juga mendirikan sebuah Pondok Pesantren yang bernama Syamsul Huda berlokasi di Kampung Ampel Loloan Barat, Kabupaten Jembrana.

Raden Mas Sepuh/ Pangeran Mangkuningrat

Yang merupakan anak dari Raja Mengwi ke V yang menikah dengan anggota keluara Kerajaan Blmbangan di Jawa Timur. Semasa kecil, Pangeran Mangkuningrat ini banyak di asuh oleh ibundanya di Blambangan. Dan saat ia beranjak dewasa, ia memutuskan untuk pergi ke Pulau Bali untuk menemui sang ayah yang berada di Kerajaan Mengwi. Saat ia datang ke tersebut terjadilah kesalahpahaman diantara keluarga di Bali, dan karena dirasa tidak ada jalan keluar maka Pangeran Mas Sepuh ini memutuskan untuk kembali ke Blambangan. Namun saat diperjalanan pulang terjadi keributan dengan sekelompok orang bersenjata yang tidak dikenal.

Ada cerita yang mengatakan pada pertempuran tersebut bliau meninggal, ada yang mengatakan bahwah pertempuran tersebut dimenangkan oleh Pangeran dan bliau memutuskan untuk tinggal dan menetap di daerah Pantai Seseh dan akhirnya meninggal lalu dimakamkan disana.

Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al Hamid

Konon pada dahulu kala, bliau merupakan Guru sekalian seorang penerjemah Bahasa Melayu bagi raja Klungkung dan ia sangat dipercaya oleh Baginda Raja. Sehingga bliau banyak diberikan hadian oleh sang Raja dan juga sebuah tanah untuk pendidikan yang bebas dari Pajak di daerah Kusamba hingga saat ini.

Namun sayang ternyata kedekatan bliau dengan raja membuat seorang Patih cemburu dan berecana untuk membunuhnya melalui tangan pembunuh bayaran. Sehingga suatu hari saat Habib Ali sedang keluar kompleks istana dengan menaiki kuda pemberian sang Raja terjadilah pertarungan sehingga menyebabkan Habib tewas dan mayatnya ditemukan oleh masyarakat sekitar lalu dikebumikan di Desa Kusamba.

Hingga pada malam hari setelah di kebumikan, makam bliau mengeluarkan kobaran api yang besar lalu api tersebut bagaikan bola api yang terbang mencari para pembunuhnya di tempat persembunyian lalu menghanguskan mereka satu-persatu hingga tak tersisa.

Habib Ali Zaenal Abidin Al Idrus

Merupakan seorang kuncen ( juru makam ) yang menjaga makam kuno. Semasa hidupnya ia juga merupakan seorang ulama besar yang arif dan bijaksana serta memiliki banyak santri yang berasal dari Bali, Lombok dan daerah sekitarnya. Makam Keramat Habib Ali Zaenal ini berlokasi di Kuburan Banjar Kecicang Bali, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Karangasem.

Habib Ali Zaenal Abidin Al Idrus selain sebagai guru ngaji, ia juga merupakan guru tasawuf dan juga guru silat. Dan bliau memiliki tiga orang istri yang mana dari istri pertama memiliki delapan anak, istri kedua memiliki lima anak dan istri terakhir tidak memiliki anak.

Kini makam Habib Ali Zaenal Abidin Al Idrus di jaga oleh putra ke-enam Habib, yang bernama Habib Muchdor. Dimana saat itu anaknya yang memprakarsai pembangunan makam dan kemudian penjagaan makam di wariskan kepada adik-adiknya.

Syekh Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi

Tepat di sebelah makam Habib Ali Zaenal Abidin Al Idrus, terdapat sebuah makam kramat yang tidak seorang pun tau asal usul dari makam tersebut. Diperkirakan makam tersebut sudah ada sekitar 350-400 tahun sebelumnya. Diperkirakan makam tersebut dimiliki oleh Syekh Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi, soorang tokoh islam di jamannya. Ada kabar yang berkembang, dimana saat letusan dahsyat Gunung Agung yang begitu hebat, makam ini tidak sedikit pun terkena muntahan lahar maupun hujan abu, bahkan makam ini tidak tersentuh walaupun hanya sebutih pasir. Padahal disekitar makam ini porak-poranda semuanya hancur tak tersisa.

Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi

Merupakan seorang wali yang termasuk dalam Wali Pitu Bali yang banyak berjasa memberikan ajaran-ajaran keagamaan Islam di kawasan Desa Candikuning Bedugu, Kecamatan Baturiti, Tabanan dan sekitarnya. Sebelum Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi wafat sekitar abad XV, ia sempat membuat kerajan yang bernama kerajaan Beratan. Hingga pada suatu waktu bliau menjadi puncak bukit untuk bersemedi di puncak bukit. Karena tidak pernah kembali, maka tempat tersebut dibuatkan makam. Hingga saat ini banyak para peziarah yang datang ke puncak bukit ini dimana anda harus berjalan kurang lebih 3 jam jalan kaki menelusuri hutan belantara.

Syekh Abdul Qodir Muhammad

memiliki nama lahir yang bernama The Kwan Lie, ia merupakan seorang pengawal Putri Ong Tien yang berlayar menuju Cirebon untuk menikah dengan Sunan Gunung Jati. Dimana setelah tiba disana ua memutuskan untuk berguru ajaran islam kepada. Setelah lama berlajar ilmu islam, ia pun mendapatkan nama Syekh Abdul Qadar Muhammad dan ditugaskan untuk memulai berdakwah di pesisir Pulau Bali mulai dari kabupaten Karangsem, Kabupaten Buleleng hingga Kabupaten Jembrana.

Saat ini di samping makam Syekh Abdul Qadar Muhammad teradpat beberapa makam tak bernama yang disebut sebagai murid dari Syekh Abdul Qadar Muhammad. Lokasi makam kramat ini berada di daerah Pantai Lovina berlokasi di pinggir jalan besar yang menghubungkan Gilimanuk dengan Kota Singaraja

Bali memang memiliki banyak pesona wisata yang memukai baik itu alam, kebudayaan, kuliner hingga tempat ibadah banyak dicari oleh masyarakat di Bali. Baca juga daftar masjid dan mushollah di Bali, yang bisa menjadi refrensi anda untuk singgah saat hendak sholat di Bali. Atau anda juga bisa melihat refrensi halaman daftar kuliner rumah makan halal di Bali.

Reikha Jouliani
Reikha Jouliani
Fulltime penulis cerita indah liburan bersama kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *